Thursday, February 5, 2015

Dia, Zebaeda.

Oleh : Taralila Kala itu langit tengah menangis sedih dan menjatuhkan air matanya di atas karpet tanah yang sudah sobek dan retak tak karuan. Sama halnya dengan hati gadis yang sedang diguyur rasa gundah gulana yang berkecamuk dalam benaknya, meratapi kegundahannya di sisi jendela. Nama gadis itu Zebaeda, panggilan akrab untuk ia adalah Ze, ia saat ini duduk di bangku kelas tiga SMA. “Ting..tong..ting..tong..” Bel sudah menjerit tanda pelajaran akan dimulai. Kini suasana sekolah sudah tenang, dan saat itu kelas Zebaeda sedang belajar matematika Pak Khafi. yang gurunya terkenal akan motivasinya kepada siswanya untuk terus berusaha keras agar bisa melanjutkan ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Ketika Ze pulang sekolah, ia selalu terngiang dalam benaknya kata-kata sang guru “Kalian itu kalau ingin lulus SNMPTN, pintar saja tidak cukup!!! Tapi kalian juga harus cerdas dan cerdik mengambil peluang.” Kata-kata itu yang menemani langkah pulang Ze. “Assalamu’alaikum.” Ia tiba di rumah. “Wa’alikumsalam, Ze sudah pulang?.” Ibunya menyahut Ze langsung menuju kamarnya bergegas membersihkan dirinya, setelah itu itu mencoba berdiskusi kepada kedua orangtuanya perihal kelanjutan pendidikan ia yang sudah harus ia hadapi. “Ze, kuliah dimana baiknya menurut Ibu sama Bapa.?” Ia memulai pembicaraan. “Untuk urusan itu, Bapa sama Ibu serahkan sama Ze keputusannya.” Ibunya bilang “Jadi Ibu Bapa setuju-setuju aja sama pilihan Ze.?” Ia menegaskan “Iya Ze.” Ibunya meyakinkan. Hati Ze tenang mendengar keputusan Ibu dan Bapanya, UN telah ia capai. Dan saat ini ia sebentar lagi mengahadapi ratusan juta manusia berebut untuk mendapatkan PTN. Try out demi try out ia hadapi, soal yang Pak Khafi berikan untuknya perlahan-lahan ia kerjakan dengan serius. Kata-kata yang keluar dari mulut Pak Khafi ia tanamkan dalam hati “Ingat, kalian harus pintar mencari peluang! Harus cerdas memilih jurusan, jangan selalu tergoda akan jurusan favorit, tidak semua jurusan itu bisa cocok untuk kalian! Semua jurusan itu baik tidak ada yang tidak baik.” Hari mendebarkan itu tiba, Ze berangkat dengan niat sungguh-sungguh dan dibekali restu orangtua juga keringat belajarnya ia berjuang. Soal-soal SNMPTN ia lahap sebisa otaknya berpikir. Dan ia tinggal menunggu hasil keringatnya itu. Sekian lama menunggu, pengumuman itu tiba. Tapi Ze tidak berani membuka hasilnya sampai keesokan harinya. “Kukuruyuk....kukuruyuk...” Para ayam sudah berceloteh ria di pagi hari Ze terbangun dengan mengusap kedua matanya, ia langsung mencari handphone yang biasa ia gunakan, barangkali ada temannya yang memberi informasi tentang kelulusanku. “ 5 pesan diterima.” Tulisan di hpnya Dan ia langsung lompat kegirangan setelah mengetahui bahwa ia lulus SNMPTN di pilihan ke-2 yaitu di Malang. To Be Continued..... AKANKAH ZEBAEDA BAHAGIA SETELAH ITU? APAKAH SEBALIKNYA, IA AKAN MENDERITA !!!

1 comment :

  1. Gan, coba deh blog nya pakai domain berbayar, biar makin kece..
    maju terus...

    ReplyDelete