Darimana asal tinta ?
Dalam kehidupan sehari
– hari kita butuh menulis. Baik menulis menggunakan bolpoin atau teknologi
seperti print, kita masih membutuhkan
tinta. Pertanyaannya adalah darimana tinta berasal?
“Kurang
lebih 5000 tahun lalu, pahatan di cina terlihat timbul karena adanya tinta.
Tinta permulaan itu terbuat dari campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak dan jelatin dari kulit binatang serta
darah yang dibekukan.
Tinta yang awal digunakan
di india pada akhir abad keempat SM disebut masi, adalah campuran dari beberapa komponen
kimia. Dokumen India yang tertulis dengan tinta pada Kharosthi (sejenis naskah kuno India) telah tergali di
Turkistan Cina (sekarang Xinjiang). Praktek penulisan dengan tinta dan ujung
yang lancip telah umum digunakan di India selatan. Beberapa jain
sutra (naskah religi india kuno) India disusun dengan tinta. Di
India, karbon hitam yang merupakan asal diproduksinya tinta India dihasilkan
dari pembakaran tulang, aspal, pitch, dan substansi-substansi lainnya.
Pada romawi kuno,
atramentum-lah yang dipergunakan. Di sebuah artikel pada Chirtisn science
Monitor, Sharon J. Hutington menjelaskan sejarah tinta lainnya: “Sekitar 1.600
tahun lalu, resep tinta yang terkenal dibuat. Resep itu digunakan selama
beberapa abad. ‘garam” besi, seperti asam fero (terbuat dari beri yang dilumuri
dengan asam sulfur), dicampur dengan tannin dari galnut (mereka tumbuh di
pepohonan) dan sebuah penebal. Ketika pertama kali dicelupkan pada kertas,
tinta ini akan berwarna hitam kebiru-biruan. Lama-kelamaan warna dari tinta ini
akan menjadi coklat redup.”
(http://masbadar.com/tinta-sejarah-bahan-dan-kandungan-kimia-nya/)
Tinta
identik digunakan sebagai sarana menggambar, dan menulis. Cair dan fleksibel.
Sebuah kumpulan atau klub berisikan mahasiswa ESQ Business School yang ber-passion dalam bidang menulis
dan menggambar menggambil nama ‘Goresan tinta emas’ . Tinta adalah sarana
kreatifitas sedangkan emas adalah harapan bahwa goresan – goresan kreatifitas yang dihasilkan akan bermanfaat , dan beharga
layaknya emas.
0 comments :
Post a Comment