Sunday, September 7, 2014



Darimana asal tinta ?

            Dalam kehidupan sehari – hari kita butuh menulis. Baik menulis menggunakan bolpoin atau teknologi seperti print, kita masih membutuhkan tinta. Pertanyaannya adalah darimana tinta berasal?
            Kurang lebih 5000 tahun lalu, pahatan di cina terlihat timbul karena adanya tinta. Tinta permulaan itu terbuat dari campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak dan jelatin dari kulit binatang serta darah yang dibekukan.
Tinta yang awal digunakan di india pada akhir abad keempat SM disebut masi, adalah campuran dari beberapa komponen kimia. Dokumen India yang tertulis dengan tinta pada Kharosthi (sejenis naskah kuno India) telah tergali di Turkistan Cina (sekarang Xinjiang). Praktek penulisan dengan tinta dan ujung yang lancip telah umum digunakan di India selatan. Beberapa jain sutra (naskah religi india kuno) India disusun dengan tinta. Di India, karbon hitam yang merupakan asal diproduksinya tinta India dihasilkan dari pembakaran tulang, aspal, pitch, dan substansi-substansi lainnya.
Pada romawi kuno, atramentum-lah yang dipergunakan. Di sebuah artikel pada Chirtisn science Monitor, Sharon J. Hutington menjelaskan sejarah tinta lainnya: “Sekitar 1.600 tahun lalu, resep tinta yang terkenal dibuat. Resep itu digunakan selama beberapa abad. ‘garam” besi, seperti asam fero (terbuat dari beri yang dilumuri dengan asam sulfur), dicampur dengan tannin dari galnut (mereka tumbuh di pepohonan) dan sebuah penebal. Ketika pertama kali dicelupkan pada kertas, tinta ini akan berwarna hitam kebiru-biruan. Lama-kelamaan warna dari tinta ini akan menjadi coklat redup.”

(http://masbadar.com/tinta-sejarah-bahan-dan-kandungan-kimia-nya/)
           
 Tinta identik digunakan sebagai sarana menggambar, dan menulis. Cair dan fleksibel. Sebuah kumpulan atau klub berisikan mahasiswa ESQ Business School yang ber-passion dalam bidang menulis dan menggambar menggambil nama ‘Goresan tinta emas’ . Tinta adalah sarana kreatifitas sedangkan emas adalah harapan bahwa goresan – goresan kreatifitas  yang dihasilkan akan bermanfaat , dan beharga layaknya emas.

Wednesday, September 3, 2014


Cerita gue di Jakarta (Trip to Kubah Emas)



 Ini masih cerita tentang rantauan gue di jakarta. sebenernya gue ga cuma ini doang maennya, ada yang gue lupa kali ya, apa emang cuma ini? hahaha.. yasudahlah ga penting, yang penting gue nulis buat ngisi mading kesayangan gue. jangan sampe isinya galau-galauan gue semua. temen kampus gue pernah ada yang bilang "lah, buat apa baca mading kamu. isinya galau semua." anonymous said . gue menyadari akan hal itu. 
        Gue orangnya ektrovert sh, jadi semuanya dikeluarin. Dan satu-satunya temen yg ga komen, yang cuek, yang ga ngasih nasehat apa-apa, ya blog gue ini. tapi anehnya setelah gue curhat di mading, hati gue tenang, adem bingit rasanya. nyeeeeep kaya laptop panas dikasih batu es *ajur_yang_ada...! Wouh, gue uda OOT (out of topic) banget nih dari judul. kembali ke jalan yang benar. selama di jakarta, gue juga pernah ke kubah emas bareng Nafida sama Astuti, tadinya mau sama Ramdha juga, tapi karena Ramdha ga bisa, yauda jadi betiga doang.
          Kita bertiga tuh gatau cara naik umum kesana, tapi tau sih kemana aja. tapi untungnya jaman uda canggih. oh iye, kubah emas tuh di depok buat yang gatau tapi. jam 10-an kalo gasalah kita berangkat menuju terminal kp. rambutan pake koantas bima 509 dari cilandak. nyampe rambutan, kita kan bingung tuh naik 19 atau 112, kita nanya ke satpam situ, ekh satpamnya ngocol mah yah. tapi gue lupa ngocolnya gimana soalnya gue lupa pa satpam ngomong apa. Dan pilihan jatuh ke angka 19. 
         Nyampe di terminal depok kita naik angkot  03 ke arah parung binggung, awalnya gue kira parung bingung, kenapa dinamain parung binggung apakah dahulu kala ada seseorang pengembara yang namanya raden parung dan dia kebingungan pas di pertigaan di depok, terus dia berjasa buat tempat itu, terus dia meninggal, terus jadilah tempat itu bernama parung binggung, biar ga ketauan jeleknya raden parung, jadi ditambahin 'g' buat menutupi. jangan percaya ya, ini gue ngarang.  Gue di angkot uda ngomong mulu ama babang angkot, 'bang turunin kita di parung binggung yh'. kenapa gue gitu, takutnya apa yang raden parung alamin malah kejadian lagi sama kita, nanti yang ada namanya diganti GuNafiTut binggung (Gue, Nafida, Astuti kebinggungan) haha. 'ini neng parung binggung' , terus dari situ gue lupa ceritanya. 
            Pas di pertigaan itu gue dkk ketemu teteh ida yang baik hati dan nunjukin kita arah ke kubah emas karena teteh itu rumahnya deket masjid kubah emas. Nyampe di kubah emas kita poto-poto terus solat, terus poto-poto lagi, terus makan di tempat makan deket mesjid, terus balik lagi, terus poto-poto lagi. banci kamera banget dah poto-poto mulu. hehe 
             Pulangnya kita pengen naik kereta, kebetulan gue juga pengen banget naik kereta karena emang gue belum pernah naik kereta. gue bahagia, akhirnya gue bisa rasain naik kereta gimana. kita turun di pertigaan terus jalan kaki ke stasiunnya, dan kita bertiga jalan lumayan tuh jauh banget. nyampe stasiun kita beli tiket terus nunggu di tempat yang salah dan keretanya bentar lagi berenti, akhirnya kita lari-lari noh naik turun tangga buat nyebrang  karena kalo lewatin rel takut kesandung sama kereta kan bahaya. mayan tuh, jalan jauh, terus lari-lari. ngos-ngosan dah tuh napas.
           Tapi setelah gue masuk kereta, cape gue terobati setelah gue duduk di kursi kereta, ternyata dalemnya bagus, gue kira kaya kereta di film 5 cm, taunya kaya busway dalemnya, tapi enakan kereta. penasaran gue gimana rasanya naik kereta terobati, kita poto-poto lagi dah. Haha. terus kita balik deh ke kosan. 
     


Tuesday, September 2, 2014




BAJAJ KEREN DAN CANGGIH
 


“Pelanggan adalah raja”. Semboyan itu pasti selalu ada di benak semua orang baik yang menjadi pengusaha maupun karyawan. Di India semboyan itu sangat di resapi oleh seorang pemilik bajaj, G Annadurai. Pria ini sangat memperhatikan kenyamanan untuk penumpang bajajnya. Bagaimana tidak? Bajaj yang dimilikinya ini diberikan berbagai fasilitas yang akan membuat kita bahkan mungkin bisa tidak sadar bahwa sudah sampai tujuan.
Bajaj ini di fasilitasi setara dengan taksi bahkan lebih. Terdapat wifi, televisi, majalah, koran, dan radio. Tak hanya bajajnya, pemuda 28 tahun ini juga memberikan pelayanan yang unik: memberi hadiah bagi pelanggan setianya, bagi guru dan pegawai rumah sakit tidak dipungut biaya, pada hari spesial seperti hari ibu, hari valentine, atau hari ulang tahun pelanggan setianya dia memberikan coklat bahkan jasa antar gratis.

Namun ia tak lupa untuk berbagi. Terbukti bahwa hasil keuntungannya dari bajaj ini dibagi untuk pendidikan anak-anak jalanan.