Thursday, May 15, 2014

Film Sang Pemberani (Bushido Spirit)


Film "Sang Pemberani" bercerita tentang anak yatim korban tsunami Aceh bernama Madi yang diperankan oleh Ahmad Reza. Madi yang ditinggal sang ayah saat bencana tsunami Aceh bertekad menjadi jawara beladiri Karate. Sang ibu bernama Sarifah diperankan oleh Artika Sari Dewi dan guru Karate Madi bernama Azwar diperankan Tio Pakusadewo. Selain itu juga ada aktor lainnya diantaranya Baim, Edwin, Rafli dan lain-lain.

Reza B Surinegara, eksekutif produser Bulan Sabit Production (BPS), yang menggarap film ini mengatakan tujuan film ini adalah membangun karakter bangsa agar terwujud kualitas anak Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan, menciptakan pimpinan yang berahlak mulia, mandiri, cerdas, berprestasi dan berdaya saing yang dilandasi iman serta taqwa.
"Sang Pemberani", katanya, terinspirasi dari kisah nyata berlatar belakang peristiwa tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Film ini juga mengisahkan bagaimana teguhnya masyarakat dan budaya Aceh setelah musibah yang merenggut jiwa penduduk di daerah berjuluk “Serambi Mekah” itu.

Berikut sinopsis "Sang Pemberani" :
Madi Ghafur nyaris berlompatan girang ketika pukulannya dinyatakan masuk oleh wasit. Sebentar lagi dia akan mengalahkan Azim Adnan, si anak emas banyak orang ini. Jika dia memenangkan pertandingan ini, tentu berhak ikut dalam training center karate tingkat nasional yang akan diproyeksikan berangkat ke Kejuaraan Dunia Anak-anak di Jepang.

Penonton menjadi tegang. Sebab nilai dua anak itu sekarang sama. Azim yang lebih tenang tadi sempat terlihat menguasai arena. Namun Madi yang dikenal ngotot tidak menyerah. Terus melawan sebisanya. Sekarang satu pukulan saja akan membuatnya berjaya.

Sayang Madi tidak bisa mengontrol emosinya. Dia menyerang membabi buta. Azim pun menyarangkan tendangan tak keras tapi akurat. Masuk. Poin buat Azim. Orang-orang menarik napas lega. Sebab sebagian penonton yang kebanyakan adalah pengurus karate Aceh lebih senang Azim yang mewakili Aceh. Sebab Madi itu anak badung yang bermasalah. Kecuali satu orang laki-laki memakai topi yang cepat menghilang dari kerumunan. Dia sempat terlihat bereaksi terhadap gerakan-gerakan Madi.

Azim dielu-elukan. Madi pun pulang membawa amarah. Menyusuri gang kumuh di balik pasar ke arah rumah petaknya. Sepanjang jalan dia menendang apa yang bisa ditendang. Saat bertemu dengan sekelompok anak muda, berandalan, Madi diledek-ledek sebagai jagoan kertas yang melempem. Berkelahinya saja pakai wasit.

Madi mengamuk. Anak-anak yang dua kali badannya itu dia sikat. Terjadi perkelahian massal. Keributan yang membuat Sarifah, ibu Madi, marah besar. Madi selalu mencari gara-gara. Apalagi salah seorang anak yang Madi hajar adalah anak langganan jasa cuci Sarifah.


Sang Pemberani Trailer:


Source : http://esq-news.com/

Dejavu di Balik Jendela Kereta


Suara kelembutan celine dion feat Ildivo dan Seamo menemani jalanku, inilah secarik kisahku. Lagi-lagi hal ini menambah pengalaman, ketenangan, dan tentunya keimanan kepada Allah SWT. Tak bisa kutuliskan semua rasa yang aku lihat, aku dengar aku rasakan, aku hanya ingin berteriak saat ini, “TUHAN,, TERIMAKASIH ATAS ALAM INDAH YANG TELAH ENGKAU CIPTAKAN INI, DAN AKU AKAN SELALU BERSYUKUR ATAS KESEMPATAN YANG TELAH ENGKAU BERIKAN UNTUK DAPAT MELIHATNYA.”
Iya, kali ini, Jakarta. Jakarta adalah kota ketujuh yang telah aku pijak setelah Bekasi, Jakarta, Tanggerang, Bandung, Manado, dan Depok. Tentunya masih banyak orang yang lebih hebat daripada aku yang telah menginjakkan kaki di luar negeri. Aku hanya bisa bermimpi dapat mengikuti jejak mereka. Betapa besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku. Aku sang anak dari seorang satpam, dapat naik kereta eksekutif pertamaku yang harga satu kursinya mencapai 450ribu rupiah. Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah hal yang biasa dan sepele. Buat mereka yang golongan borjuis naik, Silk Air pun sudah biasa. Namun, bagiku ini adalah hal yang LUAR BIASA. Terlebih lagi aku mendapatkan ini secara GRATIS!!!
Iya, aku diundang ke SMA SEMESTA, salah satu sekolah yang melahirkan banyak juara hebat. Diundangnya aku kesini adalah dalam rangka mengisi “SEMESTA OLYMPIAD CAMP”. Sebuah kamping olimpiade untuk anak-anak yang dinaungi oleh Horizon Education. Aku senang sekali.
Kesenangan pertama, karena aku dapat mengamalkan ilmuku kepada orang lain. Karena berhubung sebagai pelatih (bukan murid lagi seperti dulu), tentu aku dibayar bukan membayar. Rasanya seperti kemarin aku belajar dengan keras semalam suntuk, belajar untuk Olimpiade Ekonomi. Masih teringat olehku saat menangis dimarahi di ruang IT, dipanggil ke kantor untuk pindah lagi ke Biologi, olimpiade yang aku gagal di tingkat Nasional. Sinisme dari banyak orang yang tidak mempercayaiku. Kini aku hanya dapat mengucapkan terima kasih kepada mereka, atas segala perbuatan mereka. Karena berkat mereka, aku bisa sekuat ini. Tak tertinggal pula terima kasih kepada Pa Mujib, Bu Neneng, Bu Nurul, Bu Siwi dan seluruh teman-temanku Baringer Arizona.
Sekarang aku yang mengajar. Teringat pula duka cita-ku. Dulu aku susah payah meminta izin dari sekolah untuk ikut pelatihan (walaupun sekolah hanya memberi 500 ribu dari 3 juta yang aku bayar), meskipun harus UAS sepulang OSP, tidur pukul 1 malam dan tahajud pukul 4 dini hari. Kini semua hampir terbayar lunas. Allah SWT telah memberiku kesempatan untuk merasakan nikmatnya. Penghasilanku lebih besar dari biaya yang aku keluarkan dulu, total uang yang aku dapat disaku-ku saat ini, Rp 4.620.000,00. Nominal yang lebih besar dibanding kerja dua bulan ayahku, aku hanya perlu satu minggu untuk mendapatkannya. Ternyata pepatah “BARANG SIAPA-YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH MAKA IA AKAN BERHASIL” itu benar.Aku menjadi buktinya.
Aku bisa jalan-jalan gratis, dan merasakan sedikit nikmat dari Allah. Dan yang terpenting lagi ini semua gratis, tanpa membebani orang tuaku sepeser pun. Malah rencanaku aku akan memberikan semua uangku kepada orangtuaku saat di Bekasi nanti. Bagiku uang segitu belumlah cukup untuk mengucapkan rasa terima kasihku kepada mereka karena telah mendidikku, membesarkanku, dan seluruh kasih sayang yang mereka berikan.
Aku juga senang karena Allah SWT telah menunjukkan kepadaku betapa indahnya dunia ini. Betapa luasnya dunia, sehingga aku tidak sabar untuk menuju tempat berikutnya yang akan aku singgahi. Aku percaya Allah mempunyai rencana yang indah kepadaku. Aku pernah bermimpi untuk menginjakkan kakiku di Universitas di Luar Negeri. Dan negara itu adalah Australia. Di mimpiku yang terdalam adalah Faculty of Economics and Business Melbourne University. Aku yakin Allah pasti memberikanku jalan yang terbaik. Ini saja aku sudah bisa merasakannya. Dan asal kalian tahu, tempat yang aku datangi di semarang, sebelumnya pernah ada di mimpiku. Dan rasanya seperti dejavu. Yang tentunya ini bukan pertamakali dejavu ku, masuk Asrama SMA ternaif di Bandung, mendapat Medali emas Olimpiade Nasional Ekonomi, melihat indahnya terumbu karang laut taman makara FEUI, menatap nama Allah yang terukir besar diatas mesjid tertinggi, adalah dejavu-dejavu ku yang lainnya.
Hamparan ladang sawah yang hijau, membuat hujan turun dari mataku saat menulis ini. Ternyata kekuatan MIMPI ITU NYATA.Terima kasih Tuhan, engkau telah mengizinkan hambamu yang hina ini untuk merasakan indahnya mimpi ini, rasanya aku tak ingin terbangun dari mimpi ini. Teruslah bimbing hambamu ini menuju jalan indah yang telah engkau rangkai selama hidupku.



Inspired by D.M.A _Kereta api eksekutif Argo Bromo Anggrek, Semarang-Gambir

Dia, Zebaeda


                Kala itu langit tengah menangis sedih dan menjatuhkan air matanya di atas karpet tanah yang sudah sobek dan retak tak karuan. Sama halnya dengan hati gadis yang sedang diguyur rasa gundah gulana yang berkecamuk dalam benaknya, meratapi kegundahannya di sisi jendela. Nama gadis itu Zebaeda, panggilan akrab untuk ia adalah Ze, ia saat ini duduk di bangku kelas tiga SMA.  “Ting..tong..ting..tong..” Bel sudah menjerit tanda pelajaran akan dimulai.

                Kini suasana sekolah sudah tenang, dan saat itu kelas Zebaeda sedang belajar matematika Pak Khafi. yang gurunya terkenal akan motivasinya kepada siswanya untuk terus berusaha keras agar bisa melanjutkan ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Ketika Ze pulang sekolah, ia selalu terngiang dalam benaknya kata-kata sang guru “Kalian itu kalau ingin lulus SNMPTN, pintar saja tidak cukup!!! Tapi kalian juga harus cerdas dan cerdik mengambil peluang.” Kata-kata itu yang menemani langkah pulang Ze.
“Assalamu’alaikum.” Ia tiba di rumah.
“Wa’alikumsalam, Ze sudah pulang?.” Ibunya menyahut

                Ze langsung menuju kamarnya bergegas membersihkan dirinya, setelah itu itu mencoba berdiskusi kepada kedua orangtuanya perihal kelanjutan pendidikan ia yang sudah harus ia hadapi.
“Ze, kuliah dimana baiknya menurut Ibu sama Bapa.?” Ia memulai pembicaraan.
“Untuk urusan itu, Bapa sama Ibu serahkan sama Ze keputusannya.” Ibunya bilang
“Jadi Ibu Bapa setuju-setuju aja sama pilihan Ze.?” Ia menegaskan
“Iya Ze.” Ibunya meyakinkan.

                Hati Ze tenang mendengar keputusan Ibu dan Bapanya, UN telah ia capai. Dan saat ini ia sebentar lagi mengahadapi ratusan juta manusia berebut untuk mendapatkan PTN.  Try out demi try out ia hadapi, soal yang Pak Khafi berikan untuknya perlahan-lahan ia kerjakan dengan serius. Kata-kata yang keluar dari mulut Pak Khafi ia tanamkan dalam hati “Ingat, kalian harus pintar mencari peluang! Harus cerdas memilih jurusan, jangan selalu tergoda akan jurusan favorit, tidak semua jurusan itu bisa cocok untuk kalian! Semua jurusan itu baik tidak ada yang tidak baik.”

                Hari mendebarkan itu tiba, Ze berangkat dengan niat sungguh-sungguh dan dibekali restu orangtua juga keringat belajarnya ia berjuang. Soal-soal SNMPTN ia lahap sebisa otaknya berpikir. Dan ia tinggal menunggu hasil keringatnya itu. Sekian lama menunggu, pengumuman itu tiba. Tapi Ze tidak berani membuka hasilnya sampai keesokan harinya.
“Kukuruyuk....kukuruyuk...” Para ayam sudah berceloteh ria di pagi hari
Ze terbangun dengan mengusap kedua matanya, ia langsung mencari handphone yang biasa ia gunakan, barangkali ada temannya yang memberi informasi tentang kelulusanku.
“ 5 pesan diterima.” Tulisan di hpnya
Dan ia langsung lompat kegirangan setelah mengetahui bahwa ia lulus SNMPTN di pilihan ke-2 yaitu di Malang.


To Be Continued.....