Suara kelembutan celine dion feat Ildivo dan Seamo menemani
jalanku, inilah secarik kisahku. Lagi-lagi hal ini menambah pengalaman,
ketenangan, dan tentunya keimanan kepada Allah SWT. Tak bisa kutuliskan semua
rasa yang aku lihat, aku dengar aku rasakan, aku hanya ingin berteriak saat
ini, “TUHAN,, TERIMAKASIH ATAS ALAM INDAH YANG TELAH ENGKAU CIPTAKAN INI, DAN
AKU AKAN SELALU BERSYUKUR ATAS KESEMPATAN YANG TELAH ENGKAU BERIKAN UNTUK DAPAT
MELIHATNYA.”
Iya, kali ini, Jakarta. Jakarta adalah kota ketujuh yang
telah aku pijak setelah Bekasi, Jakarta, Tanggerang, Bandung, Manado, dan
Depok. Tentunya masih banyak orang yang lebih hebat daripada aku yang telah
menginjakkan kaki di luar negeri. Aku hanya bisa bermimpi dapat mengikuti jejak
mereka. Betapa besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku. Aku sang
anak dari seorang satpam, dapat naik kereta eksekutif pertamaku yang harga satu
kursinya mencapai 450ribu rupiah. Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah
hal yang biasa dan sepele. Buat mereka yang golongan borjuis naik, Silk Air pun
sudah biasa. Namun, bagiku ini adalah hal yang LUAR BIASA. Terlebih lagi aku
mendapatkan ini secara GRATIS!!!
Iya, aku diundang ke SMA SEMESTA, salah satu sekolah yang
melahirkan banyak juara hebat. Diundangnya aku kesini adalah dalam rangka
mengisi “SEMESTA OLYMPIAD CAMP”. Sebuah kamping olimpiade untuk anak-anak yang
dinaungi oleh Horizon Education. Aku senang sekali.
Kesenangan pertama, karena aku dapat mengamalkan ilmuku
kepada orang lain. Karena berhubung sebagai pelatih (bukan murid lagi seperti
dulu), tentu aku dibayar bukan membayar. Rasanya seperti kemarin aku belajar
dengan keras semalam suntuk, belajar untuk Olimpiade Ekonomi. Masih teringat
olehku saat menangis dimarahi di ruang IT, dipanggil ke kantor untuk pindah
lagi ke Biologi, olimpiade yang aku gagal di tingkat Nasional. Sinisme dari
banyak orang yang tidak mempercayaiku. Kini aku hanya dapat mengucapkan terima
kasih kepada mereka, atas segala perbuatan mereka. Karena berkat mereka, aku
bisa sekuat ini. Tak tertinggal pula terima kasih kepada Pa Mujib, Bu Neneng,
Bu Nurul, Bu Siwi dan seluruh teman-temanku Baringer Arizona.
Sekarang aku yang mengajar. Teringat pula duka cita-ku. Dulu
aku susah payah meminta izin dari sekolah untuk ikut pelatihan (walaupun sekolah
hanya memberi 500 ribu dari 3 juta yang aku bayar), meskipun harus UAS sepulang
OSP, tidur pukul 1 malam dan tahajud pukul 4 dini hari. Kini semua hampir
terbayar lunas. Allah SWT telah memberiku kesempatan untuk merasakan nikmatnya.
Penghasilanku lebih besar dari biaya yang aku keluarkan dulu, total uang yang
aku dapat disaku-ku saat ini, Rp 4.620.000,00. Nominal yang lebih besar
dibanding kerja dua bulan ayahku, aku hanya perlu satu minggu untuk
mendapatkannya. Ternyata pepatah “BARANG SIAPA-YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH MAKA IA
AKAN BERHASIL” itu benar.Aku menjadi buktinya.
Aku bisa jalan-jalan gratis, dan merasakan sedikit nikmat
dari Allah. Dan yang terpenting lagi ini semua gratis, tanpa membebani orang
tuaku sepeser pun. Malah rencanaku aku akan memberikan semua uangku kepada
orangtuaku saat di Bekasi nanti. Bagiku uang segitu belumlah cukup untuk
mengucapkan rasa terima kasihku kepada mereka karena telah mendidikku,
membesarkanku, dan seluruh kasih sayang yang mereka berikan.
Aku juga senang karena Allah SWT telah menunjukkan kepadaku
betapa indahnya dunia ini. Betapa luasnya dunia, sehingga aku tidak sabar untuk
menuju tempat berikutnya yang akan aku singgahi. Aku percaya Allah mempunyai
rencana yang indah kepadaku. Aku pernah bermimpi untuk menginjakkan kakiku di
Universitas di Luar Negeri. Dan negara itu adalah Australia. Di mimpiku yang
terdalam adalah Faculty of Economics and Business Melbourne University. Aku
yakin Allah pasti memberikanku jalan yang terbaik. Ini saja aku sudah bisa
merasakannya. Dan asal kalian tahu, tempat yang aku datangi di semarang,
sebelumnya pernah ada di mimpiku. Dan rasanya seperti dejavu. Yang tentunya ini
bukan pertamakali dejavu ku, masuk Asrama SMA ternaif di Bandung, mendapat
Medali emas Olimpiade Nasional Ekonomi, melihat indahnya terumbu karang laut
taman makara FEUI, menatap nama Allah yang terukir besar diatas mesjid
tertinggi, adalah dejavu-dejavu ku yang lainnya.
Hamparan ladang sawah yang hijau, membuat hujan turun dari
mataku saat menulis ini. Ternyata kekuatan MIMPI ITU NYATA.Terima kasih Tuhan,
engkau telah mengizinkan hambamu yang hina ini untuk merasakan indahnya mimpi
ini, rasanya aku tak ingin terbangun dari mimpi ini. Teruslah bimbing hambamu
ini menuju jalan indah yang telah engkau rangkai selama hidupku.
Inspired by D.M.A _Kereta api eksekutif Argo Bromo Anggrek,
Semarang-Gambir
0 comments :
Post a Comment